Top 3: Alasan Sri Mulyani Mau Jadi Menteri Keuangan Lagi

Liputan6.com, Jakarta - Susunan Kabinet Kerja Jilid II tengah dinanti berbagai pihak. Nama-nama siapa yang akan membantu Joko Widodo-Ma'ruf Amin dalam memimpin Indonesia lima tahun ke depan akan menjadi kunci awal kesuksesan pemerintahan.

Salah satu nama yang menyita perhatian adalah kembali terpilihnya Sri Mulyani menjadi Menteri Keuangan di pemerintahan selanjutnya. Hal ini diungkapkan terang-terangan usai dirinya menemui Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan kemarin.

Keputusan Sri Mulyani mau untuk kembali menjabat sebagai bendahara negara ini mengundang banyak perhatian. Banyak harapan yang disampaikan mulai dari ekonom hingga pengusaha mengenai kebijakan fiskan ke depannya.

Artikel mengenai kesediaan Sri Mulyani menjadi menteri keuangan lagi ini jadi salah satu artikel yang banyak dibaca. Selain itu masih ada beberapa artikel lain yang layak untuk disimak.
Lengkapnya, berikut ini tiga artikel terpopuler di kanal bisnis Liputan6.com pada Rabu 23 Oktober 2019:

1. Ini Alasan Sri Mulyani Mau Jadi Menteri Keuangan Lagi

Sri Mulyani menyatakan dirinya diminta untuk tetap menjabat sebagai Menteri Keuangan dalam Kabinet Jokowi Jilid II. Hal tersebut diungkapkannya usai bertemu dengan Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan pagi, Selasa (22/10/2019) ini.

Ternyata, ada alasan tertentu mengapa mantan direktur pelaksana Bank Dunia ini tetap menyanggupi jabatan menjadi Menteri Keuangan, yaitu karena ekonomi Indonesia terpapar pelemahan ekonomi global yang tidak pasti.

"Saya rasa banyak hal, Indonesia selama ini mendapat tekanan global yang sangat tidak pasti dan dinamis dan pelemahan ekonomi dari seluruh dunia. Dibutuhkan policy (kebijakan) yang terus menerus untuk bisa menjaga perekonomian Indonesia dari tantangan pelemahan gobal tersebut," tuturnya di Jakarta, Selasa (22/10/2019).

2. Harga Emas Turun di Tengah Harapan Penurunan Suku Bunga The Fed

Harga emas melemah pada perdagangan Senin (Selasa waktu Jakarta) di tengah meningkatnya selera untuk aset berisiko. Sementara investor menunggu kejelasan lebih lanjut dari Federal Reserve AS tentang kemungkinan penurunan suku bunga tahun ini.

Dikutip CNBC, harga emas di pasar Spot turun 0,3 persen menjadi USD 1.485,31 per ounce. Sementara harga emas berjangka AS turun 0,3 persen pada 1.489,30.

“Pasar ekuitas berjalan cukup baik. Itu berarti selera risiko ada di sana, tetapi pada saat yang sama, dolar rebound sedikit dan dua tahun (yield Treasury) bergerak lebih tinggi," kata Bart Melek, Kepala Strategi Komoditas di TD Securities.

3. Panel Surya Indonesia Tembus Pasar AS

PT Sky Energy Indonesia, Tbk (JSKY) terus tingkatkan produksi modul surya miliknya untuk penuhi permintaan ekspor ke pasar internasional yang semakin meningkat.

Head of International Sales Department JSKY Carolus Boromeus menuturkan bahwa saat ini JSKY telah mengantongi permintaan ekspor untuk proyek penyediaan modul surya, dengan total kapasitas produksi mencapai 130 Megawatt.

Permintaan ekspor ini, menurut dia, berasal dari pelanggan lama JSKY dan beberapa permintaan baru yang diperoleh JSKY dalam ajang Solar Power International Exhibition 2019 di Negeri Paman Sam, beberapa pekan lalu.

“Permintaan 130 Megawatt akan kami produksi secara bertahap, tahun ini JSKY produksi 30 Megawatt dulu. Sisa 100 Megawatt akan diproduksi di tahun 2020, sebagian besar untuk diekspor ke beberapa perusahaan di Amerika,” ungkap Carolus dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (22/10/2019).
Sumber:Liputan6.com
Share:

Recent Posts