Sri Mulyani Prediksi Ekonomi Indonesia Bangkit di Kuartal II-2021

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksikan pertumbuhan ekonomi di 2021 akan pulih di kuartal II-2021.
Sri Mulyani Prediksi Ekonomi Indonesia Bangkit di Kuartal II-2021. (Foto : MNC Media)

IDXChannel - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksikan pertumbuhan ekonomi di 2021 akan pulih di kuartal II-2021, setelah sebelumnya perekonomian nasional diperkirakan masih tertekan pada kuartal I-2021.

Sri Mulyani mengharapkan mobilitas masyarakat pada kuartal kedua tahun ini akan lebih tinggi dibandingkan kuartal II-2020 setelah pada akhir Mei 2020 lalu, pemerintah memberlakukan kebijakan PSBB secara ketat untuk pertama kalinya.

Menkeu optimis pada kuartal II-2021 pertumbuhan ekonomi tidak akan mengalami kontraksi dalam periode yang sama tahun lalu.

Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pihaknya akan memangkas belanja Kementerian/Lembaga (K/L) sebesar Rp58 triliun untuk tahun anggaran 2021. Adapun salah satu tujuannya yakni sebagai pembiayaan vaksin dan vaksinasi virus Covid-19.

Kebijakan tersebut menindaklanjuti mekanisme realokasi dari refocusing belanja kementerian lembaga tahun ini, sebagaimana dalam Surat Edaran Menteri Keuangan Momor 30 Tahun 2021.

Imbauan ini dikeluarkan pada awal Januari 2021 dengan tenggat waktu penyampaian realokasi dan refocusing 19 Januari 2021. Meski demikian, hingga Jumat 15 Januari pekan lalu, belum ada Kementerian lembaga yang respon surat edaran tersebut.

Kemenkeu memastikan akan tetap memangkas belanja kementerian dan lembaga. Sekadar informasi, anggaran belanja kementerian dan lembaga di 2021 turun 5,6% dari sebelumnya Rp1.032 triliun menjadi Rp974 triliun. (FAHMI)

Share:

Ada PPKM, ekonom ini proyeksikan ekonomi Indonesia bisa minus 1% di kuartal I

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jawa dan Bali yang berlangsung selama dua pekan diprediksi akan menggerus ekonomi di awal tahun. Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di batas bawah minus 1% hingga batas atas 1% pada kuartal I-2021.    
Josua mengatakan pemulihan ekonomi domestik pada kuartal I-2021 diperkirakan belum cukup signifikan meskipun pemerintah akan mulai program vaksinasi pada awal tahun ini. 
Menurutnya, vaksinasi merupakan kondisi prasyarat yang perlu dipenuhi untuk dapat mendorong pemulihan ekonomi lebih lanjut di tahun ini. Kebijakan pengetatan secara terbatas kegiatan masyarakat yang akan diberlakukan pada 11 hingga 25 Januari 2021 diperkirakan akan membatasi pemulihan ekonomi pada Januari-Maret tahun 2021
Hal ini mengingat kebijakan pengetatan secara terbatas tersebut akan berlaku pada sebagian besar kabupaten/kota di Jawa dan Bali. Sebab, ekonomi di pulau Jawa masih berkontribusi paling besar terhadap perekonomian nasional. 
Sebagai gambaran data Badan Pusat Statistik (BPS) pada kuartal I-2020 lalu melaporkan realisasi produk domestik bruto (PDB) sebesar 2,97% year on year (yoy). Pencapaian ini didominasi oleh kelompok provinsi di pulau Jawa dan pulau Sumatera. 
Secara rinci, kelompok provinsi di pulau Jawa memberikan kontribusi terbesar terhadap PDB Indonesia, yakni sebesar 59,14%, diikuti oleh pulau Sumatera sebesar 21,4%, Pulau Kalimantan sebesar 8,12%, dan pulau Sulawesi sebesar 6,19%, serta Bali dan Nusa Tenggara sebesar 2,95%. Sementara kontribusi terendah ditorehkan oleh kelompok provinsi di Pulau Maluku dan Papua.
Alhasil dengan kebijakan PPKM saat ini, Josua bilang dampaknya akan membatasi mobilitas masyarakat di luar rumah yang selanjutnya juga akan berpengaruh pada produktivitas sektor-sektor ekonomi secara khusus restoran, pusat perbelanjaan.
Dalam upaya menjaga supaya tingkat konsumsi masyarakat, khususnya masyarakat berpenghasilan rendah, tidak lebih terpuruk, Josua mengatakan pemerintah perlu mengoptimalkan produktivitas penyaluran program perlindungan sosial. 
Share:

Arsip Blog

Recent Posts